10/04/2009

Pelukis Malam

Pelukis malam bernyanyi mengiringi jalan berliku, menjadi orang lain dan tidak bisa menjadi diri sendiri.. jangan lagi lukisan itu di nodai oleh semua darah yang kau berikan .. pelukis malam adalah pejalan kaki sepi dan resah ..
biar ..

Jangan sentuh tubuhnya dengan kusamnya hatimu..dia adalah pemimpi yang berpaling dari realita .. berjalan kearah timur.. tempat dimana semua pengkhianatan menjadi peradaban yang tidak bermoral..
ada alasan menyeringai di sel tubuhnya ..serupa harimau mengaum saat ingin memangsa
seperti busuknya anjing hitam di jalan kusam ..
sudah tinggalkan saja

Semuanya hanya khayalan yang di buat - buat untuk menutupi realita yang pernah di bungkam.
rasa-rasanya sudah seperti pembohong yang menjadi pengemis di jalan, menapaki aspal terjal berliku, semunya seperti fatamorgana, paradigma dunia menjadi pertanyaan yang jelas dimana semua menjadi sampah ketika pikirannya terbang melayang menjadi roh tak beretika.

Sudah ..
akhiri saja ..
meski dia melebihi panglima perang
tapi tetap dia adalah pertapa kehilangan jejak.
sajaknya terlukis di kelamnya malam gulita.
perhatikan ..

Bintang sayu itu menatapnya dengan air mata.
akhiri saja perjalanan ..
yang memilukan dan mnyedihkan ini.

malam perselingkuhan

tertulis di bibir waktu yang bengis
ucapan yang rentan usia
memakna dalam setiap air mata
menangis ucapan perselingkuhan
pada wanita gatal penghias kabut malam
sepi yang menggoda
menyanyikan lagu ibu pertiwi di ganti dengan nada rendah dan tempo cepat
seperti iringan musik setan di tempat sampah yang busuk

tangisan memilukan para pezina seperti lolongan srigala di atas kuburan para pecundang.
biarkan sepi hingga tak ada suara kotormu lagi menghiasi ruangan suci ini .
jangan lagi kembali
mulutmu berbusa saat janji kau tawarkan menjadi sampah
seperti penyihir laknat di malam para pengkhianat


anjing hitam akan perlahan mencintaimu di malam purnama ini

5/06/2009

si muka dua

di buang lalu di caci dalam kehidupan kotor ini, karena memang pembohong adalah kotoran sampah yang menghina sepi waktu menyendiri dan saat-saat terakhir berjumpa dengan kematian, pergilah aku sudah tidak mau mematuhi semua perbuatanku yang kau kira lebih munafik dari pada setan dan pelacur pinggiran itu, aku pernah merasa di sudutkan dalam dunia realita yang sempit ini dan rasanya sangat menyakitkan saat melalui hari-hari sendiri dengan tingkah laku yang bodoh dan bego, pergilah karena memang kemunafikan ada dalam sisi hidupku, di jauhi dari kehidupan dan apakah selamanya akan tercipta saat kepatuhan memang harus ada, di jauhi dan di benci sangat menyakitkan tapi aku masih tetap tak bisa taat dalam kepatuhan dan bukan aku saja yang busuk tapi mereka juga lebih busuk dan munafik walaupun aku bukan harapan mereka satu-satunya untuk masa depan dan aku masih bingung siapa pengkhianat sebenarnya di antara kita.